Amal setiap manusia akan diaudit
Dalam Islam, amal setiap manusia akan diaudit setiap tahun pada bulan Sya’ban dan setiap minggu pada hari Senin dan Kamis. Peristiwa ini disampaikan Rasulullah SAW melalui sejumlah haditsnya. Rasulullah SAW bersabda, ” Setiap minggunya, semua amal perbuatan manusia ditunjukkan (kepada Allah) sebanyak dua kali, yakni pada hari Senin dan hari Kamis. Lalu, setiap hamba yang beriman diampuni, kecuali hamba yang sedang bermusuhan dengan saudaranya.” (HR Muslim)
Selain itu, hadits amalan akan diaudit setiap hari Kamis, termasuk hari Senin, turut terdapat dalam riwayat Abu Hurairah berikut ini :
“ Telah menceritakan kepada kami Affan telah meriwayatkan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Katsir, telah menceritakan kepadaku ‘Amru bin Hakam, dari bekas budak Qudamah bin Madz’un dari Bekas budak Usamah bin Zaid bahwa ia pernah pergi bersama Usamah ke lembah Qura mencari harta miliknya. Usamah selalu puasa Senin dan Kamis, lantas bekas budaknya berkata kepadanya, ‘Mengapa Anda berpuasa pada hari Senin dan Kamis, padahal Anda adalah orang yang lemah dan telah lanjut usia?’ Usamah menjawab, ‘Sesungguhnya Rasulullah SAW senantiasa puasa Senin dan Kamis, lalu beliau ditanya mengenai hal itu, maka beliau menjawab: ‘Sesungguhnya seluruh amalan manusia akan diperlihatkan pada Hari Senin dan Kamis.” (HR Ahmad)
Para malaikat pencatat amal akan berganti tugas pada waktu subuh dan ashar
Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani menerangkan dalam Kitab Shalatul Mu’min, para malaikat pencatat amal akan berganti tugas pada waktu subuh dan ashar. Hal ini bersandar pada sebuah riwayat yang berasal dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Malaikat yang bertugas di malam hari dan yang bertugas di siang hari datang bergantian kepada kalian. Mereka berkumpul pada waktu dikerjakannya salat subuh dan salat ashar. Malaikat yang semula berada pada kalian, lalu naik ke langit dan selanjutnya Rabb mereka menanyai mereka,–sementara Dia lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya)–: ‘Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan?’ Para malaikat menjawab: ‘Kami meninggalkan mereka, sedang mereka tengah mengerjakan salat dan kami mendatangi mereka, sedang mereka juga tengah mengerjakan salat.'” (HR Bukhari dan Muslim)
Menurut Imam an-Nawawi rahimahullah, arti datang bergantian dari hadits tersebut adalah datang satu kelompok setelah kelompok lainnya mundur, sebagaimana datangnya pasukan tentara ke sebuah daerah yang rawan penyerangan musuh, lalu digantikan oleh pasukan lainnya.
Pintu Surga Dibuka Tiap Hari Senin dan Kamis
Melansir dari Buku Pintar Puasa Wajib & Sunnah karya Nur Solikhin, pada hari Senin dan Kamis ini Allah SWT akan membuka pintu-pintu surga dan memberikan ampunan bagi hamba yang Dia kehendaki. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka, semua hamba yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apa pun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali orang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.'” (HR Muslim)
Selain menjadi hari yang disambut oleh Rasulullah SAW, menurut riwayat dari Ibnu Majah dan Bazzar, hari Kamis menjadi hari yang didoakan oleh beliau.
Dianjurkan untuk Puasa Senin Kamis
Mengutip buku Inden Surga Pada Hari Senin dan Kamis: Istimewanya Puasa Senin Kamis oleh Ridhoul Wahidi, Rasulullah SAW menyambut hari pemeriksaan amal dengan cara berpuasa. Oleh karena itu, beliau senantiasa berpuasa setiap Senin dan Kamis.
Meski Rasulullah SAW sudah dapat jaminan masuk surga, namun beliau tetap melakukan puasa Senin dan Kamis. Sebab, pada hari tersebut semua amal perbuatan manusia akan dilaporkan kepada malaikat pencatat amal (Raqib dan Atid).
Allah berfirman dalam surah Al-Zalzalah ayat 7-8:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ٧ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ ٨
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”
Para ahli tafsir menyebut, ayat tersebut menjelaskan bahwa amal kebaikan sekecil biji zarah pun akan dihitung pahalanya begitupun dengan keburukan, balasannya akan diperhitungkan.